LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PANGAN
Judul Praktikum : Pengaruh Faktor
Instrinsik Terhadap Pertumbuhan MIkroba
Praktek ke/Gol : VI (Enam)/
III (Tiga)
Hari / Tanggal : Senin / 15 September 2014
Tujuan
Praktikum :Mahasiswa
mengetahui faktor instrinsik apa saja yang
mempengarugi pertumbuhan mikroba
Tinjauan Pustaka :
Faktor
intrinsik adalah faktor-faktor yang terdapat pada bahan pangan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikrobia, baik memacu maupun menghambat pertumbuhan
mikrobia pada bahan pangan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan jasad renik yang bersifat heterotrof adalah tersedianya nutrient,
tersedianya air, suhu, pH, tersedianya oksigen, adanya zat penghambat,waktu dan
lainnya.
J
nutrient
Jasad
renik heterotrof membutuhkan nutrient untuk kehidupan dan pertumbuhannyayaitu
sebagai : sumber karbon, sumber nitrogen, sumber energi, dan faktor pertumbuhan
yaitu mineral dan vitamin. Nutrient tersebut dibutuhkan untuk membentuk energi
dan menuyusun komponen-komponen sel. Setiap jasad renik bervariasi dalam
kebutuhannya akan zat-zat nutrisi tersebut.
Jasad
renik yang tumbuh pada makanan umumnya bersifat heterotrof yaitu yang
menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi dan karbon, walaupun komponen
organik lainnya yang mengandung karbon mungkin juga bisa di gunakan. Kebanyakan
organisme heterotrof menggunakan komponen organik yang mengandung nitrogen
sebagai sumber N, tetapi beberapa dpat pula menggunakan sumber nitrogen
anorganik.
J
aktifitas air
Mikroorganisme memerlukan air untuk hidup dan berkembang
biak, oleh karena itu pertumbuhan sel mikroorganisme di dalam
suatu makanan sangat dipengaruhi oleh jumlah air. Air merupakan
bagian terbesar dari komponen sel (70 -80 %), air juga dibutuhkan
sebagaii reaktan dalam berbagai reaksi biokimia. Tidak semua air yang
terdapat dalam bahan pangan dapat digunakan oleh mikroorganisme.
J suhu
Suhu
adalah salah satu faktor lingkungan terpenting yang
mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan organisme. Suhu optimum selalu lebih mendekati maksimum daripada
minimum berlandaskan hubungan antara suhu tersebut di atasm
mikroorganisme dapat digolongkan menjadi kelompok psikrofil,
psikotrof, mesofil dan thermofil.
J pH
Nilai pH medium sangat
mempengaruhi jenis jasad renik yang dapat tumbuh. Jasad renik pada umumnya
dapat tumbuh pada kisaran pH 3-6 unit. Kebanyakan bakteri mepunyai pH optimum,
yaitu pH dimana pertumbuhan masimum, sekitar pH 6,5-7,5. Pada pH di bawah 5,0
dan diatas 8,5 bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik, kecuali bakteri asam
asetat dan bakteri oksidasi sulfur. Sebaliknya, khamir menyukai pH 4-5 dan
dapat tumbuh pada kisaran pH 2,5-8,5. Oleh karena itu khamir tumbuh pada pH
rendah dimana pertumbuhan bakteri terhambat. Kapang mempunyai pH optimum 5-7, tetapi
seperti halnya khamir, kapang masih dapat hidup pada pH 3-8,5.
Penggolongan makanan
berdasarkan pHnya adalah sebagai berikut :
-
Makanan berasam rendah, yaitu makanan
yang mempunyai pH diatas 5,3 misalnya jagung, daging,ikan dan susu.
-
Makanan berasam sedang, yaitu makanan
yang mempunyai pH 5,3 sampai 4,5. Misalnya bayam, asparagus, bit, dan waluh
kuning.
-
Makanan asam, yaitu makanan yang
mempunyai pH 4,5 sampai diatas 3,7. Misalnya tomat, pear, dan nenas.
-
Makanan berasam tinggi, yaitu makanan
yang mempunyai pH 3,7 atau kurang. Misalnya buah-buahan yang tergolong asam dan
acar-acaran.
J Tersedianya Oksigen
Tidak seperti
bentuk kehidupan lainnya, mikroorganisme berbeda nyata dalam
kebutuhan oksigen guna metabolismenya. Beberapa kelompok dapat
dibedakan sebagai :
- Organisme aerobik : dimana tersedianya oksigen dan penggunaannya dibutuhkan untuk pertumbuhan.
- Organisme anaerobik : tidak dapat tumbuh dengan adanya oksegen dan bahkan oksigen ini dapat merupakan racun bagi organisme tersebut.
- Organisme anaerob fakultatif : Dimana oksigen akan dipergunakan apabila tersedia, kalau tidak tersedia, organisme tetap dapat tumbuh dalam keadaan anaerobik.
- Organisme mikroerofilik ( microaerophilic organisms) : yaitu mikroorganisme yang lebih dapat tumbuh pada kadar oksigen yang lebih rendah daripada kadar oksigen dalam atmosfer.
J Zat antimikroba
Makanan mungkin
mengandung komponen yang dapat menghambat pertumbuhan jasad renik. Komponen
anti mikroba tersebut terdapat di dalam makanan melalui salah satu dari
beberapa cara yaitu :
-
Terdapat secara alamiah di dalam bahan
pangan.
-
Di tambahkan dengan sengaja ke dalam
makanan
-
Terbentuk selama pengolahan atau ole
jasad renik yang tumbuh selaa fermentasi makanan.
J Waktu
Bila suatu sel mikroorganisme diinokulasi pada media nutrien segar, pertumbuhan yang terlihat mula-mula
adalah suatu pembesaran ukuran volume dan berat sel. Ketika ukurannya telah
mencapai kira-kira dua kali dari besar sel normal, sel tersebut membelah dan
menghasilkan dua sel . Sel-sel tersebut tumbuh dan membelah diri
menghasilkan empat sel. Selama kondisi memungkinkan pertumbuhan dan pembelahan sel berlangsung terus
sampai sejumlah besar populasi sel terbentuk . Jika pembelahan
sel dan sel terbentuk maka sejumlah besar sel dapat terbentuk dalam waktu
yang sangat singkat.
Waktu antara masing-masing pembelahan sel berbeda-beda tergantung dari
spesies dan kondisi lingkungannya, tetapi untuk kebanyakan
bakteri waktu ini berkisar antara 10-60 menit. Tipe
pertumbuhan yang cepat ini disibut pertumbuhan logaritmis atau
eksponensial karena bila log jumlah sel digambarkan terhadap
waktu dalam grafik akan
menunjukkan garis lurus . Tetapi pada kenyataannya tipe pertumbuhan eksponensial ini tidak
langsung terjadi pada saat sel dipindahkan ke media nutrien segar dan tidak terjadi secara terus menerus.
Biasanya hal ini hanya terjadi dalam satu fase yang singkat
dari pertumbuhan populasi mikroorganisme .
J Radiasi.
Sinar ultra
violet dengan panjang gelombang tertentu dan radiasi ionisasi seperti
sinar X dan sinar gamma dapat mudah terserap oleh
sel mikroorganisme . Sinar-sinar tesebut dapat mengganggu
metabolisme sel dan umumnya dapat cepat mematikan.
Faktor intrinsik (Sifat bahan pangan ) atau faktor dalam yang
mempengaruhi populasi jasad renik (Mikro organisme) di dalam makanan meliputi
sifat-sifat kimia atau komposisi, sifat fisik dan struktur makanan,
misalnya nilai aw (aktifitas air), komposisi nutrien, pH,
potensi redoks, adanya bahan pengawet alami atau tambahan dsb.
Contoh : Mikro Organiseme pada daging berbeda dengan Mikroorganisme pada
buah-buahan dan sayuran Karena kedua kelompok bahan pangan ini mempunyai
komposisi, pH, potensi redoks dan sifat-sifat yang berbeda, bahkan
pada daging Mikroorganisme bagian luar bersifat aerobik dan bagian dalam
anaerob atau anaerob fakultatif.
Uji Koloni Mikroba
Metode yang dapat digunakan untuk
menghitung jumlah koloni mikroba di dalam bahan pangan terdiri dari metoda
hitungan cawan, Most Propable Number (MPN) dan metode mikroskopik langsung.
Dari ketiga metode tersebut metode hitungan cawan paling banyak digunakan.
Metode Hitungan Cawan
Metode hitungan cawan merupakan
metode yang paling sensitif untuk menentukan jasad renik, dengan prinsip jika
sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel jasad
renik tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung dan dihitung tanpa menggunakan mikroskop (Fardiaz, 1992).
Keuntungan menggunakan metode hitungan cawan dalam menghitung jumlah koloni
pada medium agar adalah sebagai berikut:
1.
Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
2.
beberapa jenis jasad renik dapat dihitung secara langsung
3.
dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik yang mempunyai penampakan
pertumbuhan spesifik.
Selain keuntungan yang dimiliki seperti tersebut di
atas, metode hitungan cawan juga memiliki kelemahan seperti yang termuat dalam
Fardiaz (1992), yaitu:
1.
Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya karena beberapa
sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni
2.
medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbed
3.
jasad renik yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk
koloni yang nampak dan jelas, tidak menyebar.
4.
memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan
koloni dapat dihitung.
Metode hitungan cawan dapat
dibedakan dalam dua cara yaitu metode tuang (pour plate) dan metode permukaan
(surface plate) (Fardiaz, 1993).
1.
Metode Tuang (Pour Plate)
Dari pengenceran yang dikehendaki,
sebanyak 1 ml atau 0,1 ml larutan tersebut dipipet ke dalam cawan petri
menggunakan pipet 1 ml atau 1,1 ml. Sebaiknya waktu antara dimulainya
pengenceran sampai menuangkan ke dalam cawan petri tidak boleh lebih lama dari
30 menit. Kemudian ke dalam cawan tersebut dimasukkan agar cair steril yang telah
didinginkan sampai 47-500C sebanyak 15-20 ml. Selama penuangan
medium, tutup cawan jangan dibiarkan dibuka terlalu lebar untuk menghindari
kontaminasi dari luar. Segera setelah penuangan cawan petri digerakkan di atas
meja secara hati-hati, untuk menyebarkan sel-sel secara merata, yaitu dengan
gerakkan melingkar atau gerakan seperti angka delapan. Setelah agar memadat,
cawan-cawan tersebut dapat diinkubasikan di dalam incubator dalam posisi
terbalik (Fardiaz, 1993).
2. Metoda Permukaan
(Surface/Spread Plate)
Pada pemupukan dengan metode
permukaan, agar steril terlebih dahulu dituangkan ke dalam cawan petri dan
biarkan membeku. Setelah membeku dengan sempurna, kemudian sebanyak 0,1 ml
contoh yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar tersebut. Sebuah
batang gelas melengkung (hockey stick) dicelupkan ke dalam alcohol 95% dan
dipijarkan sehingga alcohol habis terbakar. Setelah dingin batang gelas
tersebut digunakan untuk digunakan untuk meratakan contoh di atas medium agar
dengan cara memutarkan cawan petri di atas meja. Selanjutnya inkubasi dan
perhitungan koloni dilakukan seperti pada metode penuangan. Tetapi harus
diingat bahwa jumlah contoh yang ditumbuhkan adalah 0,1 ml, jadi harus
dimasukkan dalam perhitungan “total count” (Fardiaz, 1993).
Reagen/Bahan :
-
NA
-
PDA
Jenis
|
Bahan
|
Protein
Hewani (Bakteri)
|
Ikan
Mentah
Daging
Mentah
Susu
|
Sayuran
(Kapang & Khamir)
|
Tomat
Segar
Bayam
Segar
Wortel
Segar
|
Buah
(Kapang & Khamir)
|
Pepaya
Sirsak
Jambu
Air
|
Karbohidrat
|
Kentang
|
Alat :
-
Jarum Ose
-
Kaca Preparat
-
Caver The Glass
-
Cawan Petri
-
Laminar
-
Inkubator
-
Tabung reaksi
-
Jarum Enten
-
Oven
-
Mikroskop
Prosedur :
1.
Bagi bahan pada masing-masing
golongan
2.
Bahan yang di daatkan kemudian di
biarkan diudara terbuka selama 2 jam
3.
Amati mikroba apa yang terdapat di
dalamnya dengan cara menghancurkan bahan tersebut dan dilihat jenisny di bawah
mikroskop
4.
Setelah diketahui jeni mikroba apa
yang terdapat dalam bahan tersebut, kemudian diambil 1 loop bahan dan
diinokulasikan diatas cawan agar (NA,PDA), kemudian inkubasi selama 1 jam
5.
Hitung berapa pertumbuhan mikroba
pada masing-masing cawan dan jenis bahan makanan
6.
Buat laporan
Hasil Praktikum :
Hasil
pengamatan pada sampel segar
No
|
Golongan
|
Bahan
|
Bentuk
|
Susunan
|
Sifat
|
Tersangka
|
Jenis
|
1
|
Gol. 1
|
Daging
|
Coccus
|
Tunggal
|
Gram (+)
|
Clostridium Perfingens
|
Bakteri
|
2
|
Gol. 2
|
Ikan
|
Coccus & diplococcus
|
Tunggal
|
Gram (+)
|
|
Bakteri
|
3
|
Gol. 3
|
Susu
|
|
|
|
|
|
4
|
Gol. 4
|
Bayam
|
Coccus
|
Berkoloni
|
Gram (+)
|
Aspergilus Flavus
|
Kapang
|
5
|
Gol. 5
|
Sirsak
|
Coccus
|
Tunggal
|
Gram (+)
|
Saccharomyces Cerevisiae
|
Khamir
|
6
|
Gol. 6
|
Jambu
|
Coccus
|
Tunggal
|
Gram (+)
|
Saccharomyces Cerevisiae
|
Khamir
|
7
|
Gol. 7
|
Tomat
|
Serabut
|
Berkoloni
|
|
Aspergilus Niger
|
Kapang
|
8
|
Gol. 8
|
Wortel
|
Cambuk
|
Berkoloni
|
|
Endomycopsis
|
Khamir
|
9
|
Gol. 9
|
Daging
|
Coccus
|
Tunggal
|
Gram (+)
|
Clostridium Perfingens
|
Bakteri
|
10
|
Gol. 10
|
Kentang
|
Coocus
|
Tunggal
|
Gram (+)
|
Debariomyces
|
|
Hasil pada sampel setelah 2 jam
dibiarkan
No
|
Golongan
|
Bahan
|
Bentuk
|
Susunan
|
Sifat
|
Tersangka
|
Jenis
|
1
|
Gol. 1
|
Daging
|
Batang
|
Tunggal
|
Gram (-)
|
|
|
2
|
Gol. 2
|
Ikan
|
Batang
|
Tunggal
|
Gram (-)
|
|
|
3
|
Gol. 3
|
Susu
|
Batang
|
Berantai
|
Gram (-)
|
Streptobasil
|
|
4
|
Gol. 4
|
Bayam
|
Bulat (Coccus)
|
Berkoloni
|
Gram (+)
|
Aspergilus Flavus
|
Kapang
|
5
|
Gol. 5
|
Sirsak
|
Bulat (coccus)
|
Berkoloni
|
Gram (+)
|
Candida Utilis
|
Khamir
|
6
|
Gol. 6
|
Jambu
|
Bulat (coccus)
|
Berkoloni
|
Gram (+)
|
Candida Utilis
|
Khamir
|
7
|
Gol. 7
|
Tomat
|
Serabut
|
Berkoloni
|
Terbuka
|
Aspergilus Niger
|
Kapang
|
8
|
Gol. 8
|
Wortel
|
Cambuk
|
Koloni
|
|
Endomycopsis
|
Khamir
|
9
|
Gol. 9
|
Daging
|
Batang
|
Tunggal
|
Gram (-)
|
|
|
10
|
Gol. 10
|
Kentang
|
Cambuk
|
Tunggal
|
|
Endomycopsis
|
Khamir
|
Pembahasan :
Pada
praktikum kali ini, kita mempraktekkan tentang faktor-faktor instrinsik yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Sampel yang digunakan, yaitu: daging, jambu,
tomat, sirsak, kentang, ikan, susu, bayam, dan wortel. Bahan bahan tersebut akan
dilakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan menggunkan isolasi dan pewarnaan
gram. Praktikum kali ini, bahan tersebut dibagi jadi dua bagian, yang pertama
bahan segar dan yang kedua bahan yang sudah dibiarkan selama 2 jam di udara
terbuka. Selama bahan tersebut dibiarkan di udara terbuka, maka akan terjadi
kontaminasi pada bahan tersebut. Sehingga, terdapat perbedaaan hasil pengamatan
pada bahan yang segar dan bahan yang sudah dibiarkan selama 2 jam tersebut.
Kami
dari golongan 3 mendapat sampel susu. Pada kelompok lain, mereka harus menghaluskan
sampelnya terlebih dahulu agar memudahkan untuk melakukan isolasi dan pewarnaan
gram. Tapi pada sampel susu tidak. Kami langsung melakukan pewarnaan gram pada
sampel yang kami dapat. Setelah itu kami meletakkan kaca preparat tersebut di meja
objek mikroskop untuk melihat ada atau tidaknya bakteri, kapang dan khamir. Setelah
kami amati, ternyata pada sampel susu segar tidak ada terdapat bakteri. Hanya
ada beberapa khamir dan kapang. Namun tidak begitu jelas terlihat. Kemudian
kami membuka susu tersebut selama 2 jam di udara terbuka.
Setelah
itu kami melakukan isolasi dengan bahan susu segar tersebut dengan NA sebagai
medium pertumbuhannya. Kami simpan bahan ini ke dalam inkubator selama 1 jam.
Setelah itu kami meneliti bahan susu yang sudah kami biarkan terbuka selama 2
jam. Terlihat di bawah mikroskop ada bakteri yang berbentuk basil berantai
bewarna merah muda. Yang menunjukkan sifat dari bakteri tersebut gram negatif.
Namun, bakteri ini juga tidak terlalu banyak. Mungkin bakteri ini terlihat
kurang banyak di karenakan pH tempat penyimpanan sampel, dan tempat sampel
dibuka di udara terbuka mungkin tidak mencapai pH yang bisa di tumbuhi oleh
bakteri yag ada pada sampel.
Sampel
yang ami biarkan pada udara terbuka selama 2 jam ini juga kami lakukan isolasi.
Tetapi dengan media yang berbeda, yaitu dengan menggunakan PDA. Perlakuan pada
kedua isolasi ini juga sama, dibungkus dengan kertas HVS dan disimpan di dalam
inkubator. Hanya saja, sampel yang kedua ini di lihat dulu perubahan apa yang
terjadi pada 1 jam pertama. Setelah 1 jam, kami tidak menemukan ada mikroba
yang tumbuh secara kaset mata. Karena metode isolasi ini melihat secara
makrokopis pertumbuhan mikroba. Setelah penyimpanan 1 jam pertama, isolasi ini
dilanjutkan dengan penyimpanan selama 24 jam i dalam inkubator.
Setelah
4 jam inilah hasil mikroba yang di inkubator :
![]() |
Ini
gambar hasil dari bahan segar yang diinokulasikan dengan media NA. Secara
kaset mata terlihat bahwa banyak pertumbuhan mikrobanya.
|
![]() |
Ini
gambar hasil inokulasi dari bahan yang dibiarkan terbuka selama 2 jam di
udara terbuka. Dengan media PDA Yang mana secara kaset mata terlihat tidak
ada pertumbuhan mikroba pada sampel. Karena cuma dilihat secara makroskopis.
|
![]() |
Ini
adalah gambar di bawah mikroskop dengan sampel susu segar.
|
Kesimpulan :
Berdasarkan
hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa mikroba lebih banyak tumbuh dengan
sampel segar dibandingkan dengan sampel yang sudah terkontaminasi selama 2 jam
terbuka di udara terbuka.
Faktor
instrinsik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu nutrient, tersedianya
air, suhu, pH, tersedianya oksigen, adanya zat antimikroba,waktu, radiasi dan
lainnya.
Daftar Pustaka :
Fardiaz,Srikandi.
1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB
Padang, 20 September 2014
Yang membuat laporan,
(Hafizah Husna)
NIM 132210780
LAPORAN PRATIKUM MIKROBIOLOGI
PANGAN
“Pengaruh Faktor Instrinsik
Terhadap Pertumbuhan Mikroba”

OLEH
:
GOLONGAN
3
1.
APRERIZA
PUTRI
2.
FITRIA
HASANAH
3.
HAFIZAH
HUSNA
4.
ULFA
ZAHRATUL HUSNA
DIPLOMA IV JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TA 2014/2015
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TA 2014/2015